Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Teladan dalam Mencari Pemimpin Bangsa


Hari itu, di tahun gajah

Bulan Rabiul Awal hari kedua belas
Semesta beryukur kepada Tuhan
Atas turunnya seseorang
Tak hanya rasul, ialah pemimpin atas segala makhluk Tuhan
Pembawa rahmat dan berkah
Pengiring cahaya Ilahi menuju kedamaian abadi
Pembawa nurulhuda dari lauhulmahfudz
Penyampai pesan nan mulia
Ialah jiwa yang suci, Rasulullah Muhammad Saw.
Sosok pribadi yang dianggap memiliki “kesempurnaan” atas manusia adalah orang yang memiliki kedudukan paripurna. Kedudukan yang tak hanya sebatas dunia, namun tentu akhirat yang abadi. Tentulah ia Nabi Muhammad Saw.
Untuk mencari pemimpin negeri ini, setidaknya kriteria yang cocok memiliki kepribadian yang sedikit cela, namun taat kepada sang pencipta. Tentulah panutan itu diakui oleh seluruh rakyat, muslim atau bukan, kaya atau miskin, pejabat atau pengusaha semua rakyat sepakat. Contoh yang harus kita lihat adalah Rasulullah Saw. Seperti apakah Muhammad leadership style itu? Mari kita lihat penjabaran berikut.
Sebagai seorang rasul, Muhammad Saw. Tentu dibimbing oleh wahyu. Setiap perbuatannya tentu tidak menyalahi syariat. Kepemimpinannya menjadi pelindung bagi orang yang lemah dan penyokong orang yang kuat. Ucapannya menyejukkan umat, bahkan hingga kini. Di saat ia memimpin salat, kekhusyukan akan terasa. Bahkan, tak hanya saat salat, saat memimpin seluruh jazirah arab, ia mampu menjadi pendamai suku-suku yang berselisih, dan menjadi penasihat bagi orang yang meminta petunjuk, ia mampu untuk memberikan pemahaman terkait sesuatu yang sulit, dan penjelas dari suatu keraguan. Ia menjadi pemimpin dan mampu menjalankannya. Mari kita tengok saat-saat kini, di Indonesia contohnya. Masih banyak pemimpin yang tak mampu menjalankan amanah. Bahkan, mereka bukan dari golongan nonmuslim, justru bagian muslim itu sendiri. So, what’s wrong about the Muhammad leadership? Tentu bukan Nabi Muhammad yang salah, mereka yang salah dalam mengamalkan ajarannya. Inilah yang harus diperhatikan setiap manusia, karena pada hakikatnya juga manusia sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri.
Pemimpin adalah manusia yang diberikan amanah untuk memimpin segolongan orang yang lain, yang mampu memberi petunjuk bagi orang lain, dalam islam sering disebut sebagai khalifah. Lebih lagi saat ini, Indonesia sedang dalam mencari pemimpin ideal dalam menahkodai Indonesia beberapa tahun mendatang. Tahun 2014 pun menjadi puncaknya. Bagaimana syarat seorang pemimpin dalam sudut pandang islam? Mampukah dalam menjaring pemimpin nasional yang berkualitas?Inilah jawabannya.


Sikap Nabi Muhammad Saw. dalam Muhammad leadership style, sering kita sebut dengan FAST. Apakah itu FAST?

1. Fathanah (cerdas)
Kecerdasan bagi seorang pemimpin amat diperlukan. Karena dengan kecerdasan, dapat menuntaskan berbagai problematika yang ada. Dahulu, bangsa Arab adalah bangsa yang bodoh (Jahilliyah), namun setelah kedatangan cahaya islam, masyarakat Arab dapat menjadi lebih beradab dalam tindakannya. Tentu, kata cerdas yang dimaksud tak hanya di ataskertas, namun juga meliputi segala tindakannya, perbuatannya, ucapannya, hingga kebijakannya. Sebagai pemimpin yang cerdas, tentulah akan membuat segala kebijakannya diterima oleh rakyatnya karena mampu memberi jalan tengah dari masalah yang ada. Sikap cerdas inilah yang dibutuhkan oleh pemimpin masa kini agar masalah dapat selesai dengan cepat dan tepat.

2. Amanah (dapat dipercaya)
Pemimpin pastilah orang yang dipercaya oleh masyarakat yang dipimpinnya. Rasulullah dipercaya tidak hanya dari manusia saja, Allah pula yang memercayainya sebagai pengantar bagi ajaran islam yang mulia ini. Tentu tak heran bila ia memperoleh gelar Al Amin. Sikap ini pula yang harus dimiliki oleh pemimpin masa kini, karena pemimpin yang dipercaya oleh rakyatnya tentu akan mudah dalam menjalankan kebijakan yang bermanfaat bagi khalayak. Ketika seorang pemimpin dapat dipercaya oleh yang dipimpin, maka kepemimpinannya dapat berjalan dengan lancar. Kepercayaan yang diperoleh tentu tak boleh jika diselewengkan. Inilah tantangan bagi pemimpin bangsa ini di masa kini dan yang akan datang. Oleh karena itu, marilah kita mempercayai pemimpin kita di saat ini agar negeri kita dapat berjalan dengan lancar.

3. Shiddiq (jujur)
Sifat jujur mutlak harus dimiliki setiap manusia, karena dengan kejujuran maka kepercayaan dapat diraih. Nabi Muhammad Saw. Selalu berkata jujur, maka kita sebagai umatnya harus pula berkata jujur. Lebih lagi bagi seorang pemimpin, jika ia membohongi yang dipimpin, tentu kepercayaan akan sirna baginya. Kemuliaan seseorang didapat dari kejujurannya, begitu kata pepatah. Pemimpin yang jujur akan mendapatkan kemuliaan dari rakyat yang dipimpinnya. Kebutuhan akan pemimpin yang jujur di Indonesia pun kini mendesak, karena semakin banyaknya kasus korupsi oleh para pejabat. Korupsi sendiri terjadi karena ia tidak jujur kepada dirinya sendiri, rakyat yang dipimpinnya, dan tentulah kepada Allah Swt.

4. Tabligh (menyampaikan)
Sikap menyampaikan seorang pemimpin harus dilakukan agar program-programnya dapat dilakukan. Proses penyampaian program kepemimpinan harus dilakukan dengan komunikasi yang baik, agar dapat dipercayai dan dijalankan dengan baik. Sifat tabligh ini harus dimiliki pemimpin agar rakyat yang dipimpin mengetahui secara jelas apa kelebihan dan kekurangan pemimpin tersebut. Sifat tabligh ini pun mengharuskan transparansi dari pemimpin, sehingga tidak ada rakyat yang dikecewakan oleh sang pemimpin.

Inilah kira-kira syarat mutlak bagi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. Selain tentunya ia memiliki pengamalan yang taat pada pancasila sebagai dasar fondasi Negara. Semoga kita dapat menyontoh Muhammad leadership style yang tentunya akan memberikan manfaat yang amat besar. Karena, sekali lagi kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri.

Jazakallah.....

Komentar